Sejarah Singkat Bantarujeg
Pada jaman dahulu kira-kira pada tahun
1600 M, di suatu kampung yang bertempatan dengan kejadian yang sedang
berlangsung di Mataram, karena dengan kekerasan Belanda pada waktu itu
memperlakukan semua rakyat Mataram secara tidak wajar, sehingga tak sedikit
rakyat Mataram yang meninggalkan negrinya sendiri yang melarikan dirisekitar
daerah Bantarujeg, yang tadinya daerah ini berlokasi di sebelah barat yang
sekarang diberi nama RANCATUTUT, karena pada waktu itu daerah ini merupakan
ranca (RAWA) yang sangat luas.
Kemudian
pada waktu itu datanglah suatu keluarga yang berasal dari daerah Jawa yang
bernama bapak BUANAM, dan beliau memiliki istri empat orang. Pada saat itu
beliau adalah salah satu keluarga yang sangat kaya dan berwibawa, untuk itu
pantas dijadikan seorang pimpinanpada waktu itu, bapak Buanan di daerah
Rancatutut hanya beberapa bulan saja, yang akhirnya menemukan suatu daerah yang
baru yang agak cocok untuk tempat tinggal mereka dan mengajak para penghuni
yang ada disana untuk pindah sebelah Utara di pinggir sungai Cilutung dan pada
umumnya mata pencaharian mereka menangkap ikan dengan menggunakan alat
BABANTAR.
Sepeninggal
bapak BUANAM kira-kira pada tahun 1702 M, datanglah pendatang baruyang
menamakan dirinya para buyut (sesepuh), diantaranya Buyut Cakrabuana, buyut
Bodas, Buyut Silihwangi, Buyut Andaikasih, dan Buyut Siman. Mereka bermaksud
meneruskan peninggalan bapak Buanam yang ingin membuka perguruan ngaji yang
sekarang disebut Pesantren, sehingga tak sedikit orang-orang di daerah itu
mengikuti pepatah yang diberikannya, yang akhirnya penduduk sana sedikit demi
sedikit mengerti ajaran yang diperintah tuhan kepada umatnya.
Lalu
hujan lebat datang, hujan lebat yang menimpa tempat dipinggitan sungai
Cilitung, sehingga sungai cilitung meluap mengenai tempat tersebut. Secara
kebetulan sungai cilitung itu surut, dihalaman tempat itu terdapat seekor ikan
seperti LELE yang besar, namun tidak lama itu kemudian ikan lele itu menghilang
dengan tiba-tiba. Sehubungan dengan ikan LELE yang misterius itu oleh para
buyut dinamakan UJEG. Maka sejak itulah kampung itu diberinama “BANTARUJEG”
yang sekarang menjadi desa dan menjadi ibukota Kecamatan.