SEJARAH
PANGKALAN ATAU BABAKAN ATAU MARGALUYU SEKARANG
Dahulu Wadowetan belum menjadi Desa
seperti sekang ini, Wadowetan masih cantilan dari Desa Bantrujeg. Mungkin
akibat dari longsor di Wadowetan pada sekitar tahun 1928-an, ada seseorang
tokoh yang mulai membuka lahan pilemburan disebelah timur Wadowetan dan dia
menamakannya pangkalan, mengapa diberi nama Pangkalan? karena orang yang mau
peergi ke Cipari dari Wadowetan pasti akan berhenti dulu di tempat tersebut
untuk menghilangkan rasa lelah karena jalan yang dilalui semuanya tanjakan, dan
pas di daerah itu merupakan dataran. Jadi semua orang menamakannya pangkalan
(mangkal, berhenti, pemberhentian).
Orang yang pertama kali membuka
lembur pangkalan yaitu Eyang Kasu. Eyang Kasu merupakan tokoh yang sakti,
karena kata orang tua dulu Eyang Kasu tidak pernah basah walaupun dia berjalan
dihujan yang sangat lebat sekalipun. Dan sampai sekarang jikalau ada masyarakat
Blok Margaluyu yang hendak hajatan, bagi yang percaya suka jiarah dulu ke makam
Eyang Kasu, dengan tujuan supaya tidak diguyur hujan selama punya hajatan
walaupun pelaksanaan pesta hajatannya pada musim hujan. Orang-orang menyebutnya
“nyarang”.
Akan tetapi Eyang Kasu sampai
meninggal dunia tiddak dikaruniai anak, dan dia mengadopsi anak dari keluarganya,
baik dari keluarga Eyang Kasu maupun dari keluarga Istrinya.
Anak yang diadopsi oleh Eyang kasu
di antaranya adik-kakak yang bernama Akmad dan Akmid yang berasal dari
keluarganya yang berada di Desa Cinambo Blok Senangrasa sekarang. Dan yang
sekarang menempati Blok Babakan atau Blok Pangkalan atau Blok Margauluyu
sekarang merupakan bibit buit atau keturunan dari Desa cinambo.
Mungkin itu yang bisa saya tulis,
jikalau ada kekurangan mohon diperbaiki