SEJARAH SINGKAT DESA WADOWETAN
Desa Wadowetan
berdiri pada tanggal 1 Juli 1980, merupakan
pemekaran dari Desa Bantarujeg bersama
dengan Desa Babakansari. Pada awal
pembentukan Desa Wadowetan terdiri dari dua kampung yaitu Wado dan Cipari,
dimana kedua kampung tersebut memiliki latar belakang tersendiri.
Kampung Wado yang sekarang lebih dikenal dengan
sebutan Wadowetan mnyimpulkan bahwa Wado
Bantarujeg berada di wetan “sebelah timur” sebagai pembeda dengan nama Wado
yang ada di daerah sumedang yang terletak di sebelah barat Bantarujeg.
Kampung Wado sekarang dikenal dengan nama Blok Desa , pada awalnya kampung Wado berada di
sebelah selatan kampung Wado sekarang. Yaitu di sekitar makam Desa lebih dikenal sekarang yaitu Blok Cikali Munding.
Pada tahun 1928-an terjadi longsor pada bagian
selatan kampung Wado lama tersebut, sehingga sebagian warga pindah kesebelah
utara Blok Cikali Munding tersebut. Ada yang pindah menempati
tanah Desa ada pula yang pindah
menempati tanah miliknya masing-masing. Akibat dari peristiwa tersebut Wado
menjadi terbagi dua yaitu “lembur kaler” dan “lembur kidul”.
Dan pada tahun 1950-an longsor kembali terjadi di
bagian selatan Wado, dan semua masyarakat akhirnya berpinda ke bagian utara,
sebagian besar warga menempati tanah yang disediakan pemerintah yaitu sebelah
utara jalan Wado-Babakan, dan sebagian tersebar di tanah milik. Selain kampung
induk Wado memiliki anak kampung yaitu Babakan atau pangkalan yang terletak
disebelah timur, dan Cibeurih yang
terletak di sebelah selatan Wado, sekitar astana Cibeurih sekarang.
Bersamaan dengan itu Cibeurih terjadi bencana longsor, sehingga
mengakibatkan semua warga yang menempati daerah tersebut pindah kesebelah barat
Wado atau lebih dikenal dengan nama “Daerah Jati” dan hingga sekarang lebih
dikenal dengan kampung Cibeurih dan
masuk wilayah Bantarujeg.
Cipari terletak di sebelah timur kampung Wado, pada
awalnya hanya satu kawasan dusun Cipari sekarang. Pada tahun 1970-an terjadi bencana di bagian utara kampung Cipari
sehingga sebagian warga pindah kesebelah selatan kampung Cipari atau dengan
sebutan kedaerah Caringin yang sekarang di sebut Batu Baro dan Dahu atau Sindangsari,
sebagian warga menempati tanah Desa atau
Bengkok seperti di Dahu, ada juga yang tinggal di tanah GG seperti yang di Batubaro,
dan ada juga yang menempati tanah miliknya sendiri.
Artikel ini belum sempurna masih ada yang harus diperbaiki. Demi menuju kesempurnaan Kritik dan sarannya bagi tokoh Wadowetan yang membaca artikel ini saya harapkan.
ASEP IWAN (KANG ASEP) (ACONG), MANTAN KADUS MARGALUYU (KADUS BABAKAN)
Untuk Download dan
Artikel ini belum sempurna masih ada yang harus diperbaiki. Demi menuju kesempurnaan Kritik dan sarannya bagi tokoh Wadowetan yang membaca artikel ini saya harapkan.
ASEP IWAN (KANG ASEP) (ACONG), MANTAN KADUS MARGALUYU (KADUS BABAKAN)
atau